Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat meresmikan Kampung Deret Petogogan, Jakarta Selatan, Kamis (3/4/2014). |
Kemeja putih lengan panjang dengan dua kantong di dada, celana panjang hitam, dan sepatu kasual adalah busananya setiap kali melakukan blusukan.
"Kostum blusukan", begitu media menyebutnya, memiliki makna sederhana. Jokowi tidak ingin ada pembeda dengan rakyat.
Mengapa putih?
Alasannya sederhana. Jokowi menilai warna itu sangat pas untuk kulitnya yang sawo matang. "Kedua, ya karena murah. Udah gitu saja," ujarnya.
Jokowi mengaku memiliki 14 kemeja putih dengan desain sama. Harga selembar kemeja tidak lebih dari Rp 50.000 karena dia tidak membelinya di pusat perbelanjaan mewah.
Dia membeli kain bahan seharga Rp 25.000 di pasar tradisional Solo. Ditambah dengan ongkos jahit Rp 17.000 di penjahit langganannya. Total harga kemeja itu Rp 42.000.
"Kalau murah, berarti...?" tanya Jokowi kepada wartawan.
"Sederhana," jawab wartawan dan warga yang ada di sekitar lokasiblusukannya.
"Bapak sendirilah yang bilang, biar rekamnya enak," protes wartawan televisi. Jokowi hanya tertawa mendengarnya.
"Sebetulnya, pakai baju murah, mahal, apa bedanya sih? Enggak ada bedanya. Karena itu saya pilih yang murah, gitu aja," ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta yang kini menjadi bakal calon presiden dari PDI Perjuangan itu mengaku enggan mengenakan jas atau batik mahal seperti layaknya pejabat.
"Saya ingin jadi diri saya sendiri. Jokowi is Jokowi," tegasnya.
Mengapa lengan panjangnya harus digulung? Jokowi tersenyum. "Ini namanya siap kerja," ujarnya sembari memperbaiki gulungan lengannya.
"Siap makan juga," selorohnya.
Saat ditanya maksud adanya dua kantong di kemeja, Jokowi tidak menjawab. Namun seorang warga menjawab, "Buat ngantonginkartu nama ya, Pak?"
"Ya, itu," jawab Jokowi sambil tersenyum.
Baju putih lengan panjang dengan dua kantong di dada itu sudah menjadi "fashion statement" Jokowi. Bahkan jika blusukan itu dilakukan seusai menghadiri acara yang mengharus dia mengenakan jas atau batik, maka Jokowi akan menggantinya terlebih dulu dengan "kostum blusukan" itu di dalam mobil.
Sumber: Kompas
Penulis | : Fabian Januarius Kuwado |
Editor | : Kistyarini |
No comments:
Post a Comment