Day 18 : (17 Oktober 2015)
Check out dari hotel jam 6:20 pagi, mata masih mengantuk. Tidak sempat sarapan dan tidak sempat membeli apa-apa dari Family Mart di depan gang hotel, soalnya saat kami turun ke lobby hotel, taksi yang kami pesan semalam seharga THB 700 sudah nongkrong di depan hotel. Kami telat 20 menit, padahal semalam kami sempat berpesan sampai bertele-tele agar taksinya jangan sampai telat. Malu? Ga donk, muka badak mah kita. :p
Perjalanan dari daerah Patong ke Phuket International Airport (IATA Code: HKT) tidak sampai 1 jam. Sampai di sana dapat pemberitahuan pesawat Airasia tujuan Singapore delay 1 jam. Cape deh. Hahaha. Membayangkan enaknya bisa tidur lebih lama 1 jam lagi.
Harga makanan di Phuket International Airport ternyata sangat mahal dan di luar batas kewajaran di bandingkan di Don Mueang International Airport (IATA Code: DMK) Bangkok. Jadilah kita berhemat ria hanya makan mie instant seduh (kayak Pop Mie gitu deh). Perut dikencangin sebentar buat makan siang di Staff Canteen Changi International Airport saja.
Di ruang tunggu Gate 66 kami dapat secara jelas melihat pantai tempat kami berfoto dengan latar belakang pesawat take off kemarin. Liburan kami hampir usai, dan segera kami akan bertemu dengan keluarga dan rumah tercinta. Edisi kangen kampung halaman. Homesick mode on !
Sesampainya di Changi International Airport (IATA Code: SIN), numpang Wifi gratisan dulu, koneksinya lumayan cepat. Bisa register via no.hp, via wifi helpdesk, maupun scan pasport di tempat yang disediakan, kemudian kita tinggal sign-in menggunakan password yang didapat dengan salah satu cara yang saya sebutkan di atas, sambil memanfaatkan alat pijat kaki gratis di sana. Lumayan buat menghilangkan pegal-pegal di kaki.
Cacing-cacing di perut semakin memberontak, yang membawa langkah kaki kami keluar dari imigrasi dan mencari Staff Canteen di sana. Kami bertanya kepada seorang bibi (atau mungkin boleh disebut nenek) yang merupakan karyawan di sana, dan beliau berbaik hati menunjukkan lokasi kantin tersebut kepada kami.
Setelah kenyang makan siang, kami kembali masuk ke area bandara dan menuju stasiun MRT di terminal 2 Changi International Airport. Dengan cepat membawa kami ke stasiun MRT Harbour Front yang terkoneksi dengan Vivo City, Super Mall (begitu menurut saya) dan juga terkoneksi dengan pelabuhan penyeberangan ferry ke Batam, dan salah satu point perhentian Cruise kelas dunia.
Kami memakai ferry Batamfast karena memang konter itu yang kami lihat di sana, tanpa mencari konter ferry lainnya lagi. Tiket one way yang kami beli seharga SGD 25/ pax. Agak mahal memang jika dibandingkan membeli Return Ticket. Apalagi di hotel Greenland, tempat kami menginap di Batam, ferry Majestic hanya seharga Rp300.000 P.P. alias bolak balik.
Setelah check-in bagasi, kami masih sempat jalan keluar Vivo City, menikmati gemerlap lampu Resort World Sentosa diseberang lautan.
Perjalanan 45 menit dan kami sudah sampai di pelabuhan Batam Centre. Dari sana kami berjalan kaki ke Hotel Greenland, lumayan jauh sih untuk ukuran jalan kaki, sekitar 1,2km.
Mana pas kita sampai area sana, gelap sekali (ternyata PLN mati lampu), hampir kita mengira hotel bodong.
Hotel ini masih baru dibuka, sehingga kami diberikan diskon yang lumayan besar. Hanya Rp250.000/malam untuk kamar tipe Superior, breakfast included. Cek di www.booking.com dan Agoda hampir Rp400.000. Hanya saja belum ada lift jadi kita yang udah capek, tambah lemas setelah tahu tidak ada lift.
Sarapan tidak terlalu bagus menurut saya, apalagi jika kita telat, bakal banyak yang tinggal remah-remahnya saja.
Setelah mandi, kami berjalan sekitar hotel, cari camilan ringan berupa sate padang dan lontong, ditraktir Santo Lim. Mupeng banget yang namanya gratisan.
Hari makin larut, saatnya tidur. Besok kita akan bermotorria menjelajahi Batam.
Check out dari hotel jam 6:20 pagi, mata masih mengantuk. Tidak sempat sarapan dan tidak sempat membeli apa-apa dari Family Mart di depan gang hotel, soalnya saat kami turun ke lobby hotel, taksi yang kami pesan semalam seharga THB 700 sudah nongkrong di depan hotel. Kami telat 20 menit, padahal semalam kami sempat berpesan sampai bertele-tele agar taksinya jangan sampai telat. Malu? Ga donk, muka badak mah kita. :p
Perjalanan dari daerah Patong ke Phuket International Airport (IATA Code: HKT) tidak sampai 1 jam. Sampai di sana dapat pemberitahuan pesawat Airasia tujuan Singapore delay 1 jam. Cape deh. Hahaha. Membayangkan enaknya bisa tidur lebih lama 1 jam lagi.
Harga makanan di Phuket International Airport ternyata sangat mahal dan di luar batas kewajaran di bandingkan di Don Mueang International Airport (IATA Code: DMK) Bangkok. Jadilah kita berhemat ria hanya makan mie instant seduh (kayak Pop Mie gitu deh). Perut dikencangin sebentar buat makan siang di Staff Canteen Changi International Airport saja.
Di ruang tunggu Gate 66 kami dapat secara jelas melihat pantai tempat kami berfoto dengan latar belakang pesawat take off kemarin. Liburan kami hampir usai, dan segera kami akan bertemu dengan keluarga dan rumah tercinta. Edisi kangen kampung halaman. Homesick mode on !
Sesampainya di Changi International Airport (IATA Code: SIN), numpang Wifi gratisan dulu, koneksinya lumayan cepat. Bisa register via no.hp, via wifi helpdesk, maupun scan pasport di tempat yang disediakan, kemudian kita tinggal sign-in menggunakan password yang didapat dengan salah satu cara yang saya sebutkan di atas, sambil memanfaatkan alat pijat kaki gratis di sana. Lumayan buat menghilangkan pegal-pegal di kaki.
Cacing-cacing di perut semakin memberontak, yang membawa langkah kaki kami keluar dari imigrasi dan mencari Staff Canteen di sana. Kami bertanya kepada seorang bibi (atau mungkin boleh disebut nenek) yang merupakan karyawan di sana, dan beliau berbaik hati menunjukkan lokasi kantin tersebut kepada kami.
Setelah kenyang makan siang, kami kembali masuk ke area bandara dan menuju stasiun MRT di terminal 2 Changi International Airport. Dengan cepat membawa kami ke stasiun MRT Harbour Front yang terkoneksi dengan Vivo City, Super Mall (begitu menurut saya) dan juga terkoneksi dengan pelabuhan penyeberangan ferry ke Batam, dan salah satu point perhentian Cruise kelas dunia.
Kami memakai ferry Batamfast karena memang konter itu yang kami lihat di sana, tanpa mencari konter ferry lainnya lagi. Tiket one way yang kami beli seharga SGD 25/ pax. Agak mahal memang jika dibandingkan membeli Return Ticket. Apalagi di hotel Greenland, tempat kami menginap di Batam, ferry Majestic hanya seharga Rp300.000 P.P. alias bolak balik.
Setelah check-in bagasi, kami masih sempat jalan keluar Vivo City, menikmati gemerlap lampu Resort World Sentosa diseberang lautan.
Greenland Hotel Batam |
Perjalanan 45 menit dan kami sudah sampai di pelabuhan Batam Centre. Dari sana kami berjalan kaki ke Hotel Greenland, lumayan jauh sih untuk ukuran jalan kaki, sekitar 1,2km.
Mana pas kita sampai area sana, gelap sekali (ternyata PLN mati lampu), hampir kita mengira hotel bodong.
Greenland Hotel Batam |
Sarapan tidak terlalu bagus menurut saya, apalagi jika kita telat, bakal banyak yang tinggal remah-remahnya saja.
Greenland Hotel Batam |
Hari makin larut, saatnya tidur. Besok kita akan bermotorria menjelajahi Batam.
Tips:
Untuk memperoleh voucher hotel 200.000 VND, silahkan download aplikasi HQ di sini, kemudian masukkan kode YLIMP pada menu redeem voucher pada aplikasi yang sudah diunduh tadi. Kode YLIMP hanya bisa digunakan jika download aplikasinya melalui link yang saya tautkan tadi.
No comments:
Post a Comment