Selasa, 18 Februari 2014
Ini ceritanya masih di hari yang sama sewaktu kita pulang dari acara reuni di pulau Tidung. Setelah sampai di dermaga Muara Angke Jakarta, saya ikut rombongan Sandy, sekalian mau tukar HKD dan CNY. Walaupun sudah agak turun (1 HKD = 1.550 IDR, 1 CNY = 1.955 IDR) tapi masih terasa menyebalkan dibanding Rupiah masih stabil tahun 2013 kemarin, dimana 1 HKD hanya berkisar 1.100-1.200 IDR dan 1 CNY sekitar 1500 IDR. Waktu itu kurs 1 USD menembus 12.000 IDR, bayangkan September 2013 nilai rupiah terhadap USD hanya sekitar Rp9.600
Usai menukar uang, kami menuju rumah Sandy sekalian mengantar Mikky dan istrinya pulang. Kami bertemu lagi di warung mie yang pemiliknya orang Medan, dekat rumah Mikky. Sebenarnya kami berniat berkumpul di Summarecon Mall Serpong, sebelum mereka mengantar saya dan istri ke Bandara Soekarno-Hatta. Tapi karena perjalanan yang cukup lama terjebak macet, kami memutuskan bertemu di A&W terminal 2D Soetta. saat itu istri saya ikut rombongan Gusli.
Tidak terasa jam sudah mendekati waktu saya untuk segera boarding ke pesawat ValueAir (anak perusahaan Jetstar) tujuan Singapura. Kamipun akhirnya berpisah di bandara, Hengki langsung dari bandara kembali ke Sukabumi via Bogor.
Penerbangan Jakarta-Singapura sekitar 1 jam 30 menit. Saat itu sekitar jam 19.50 waktu setempat (lebih cepat 1 jam dibanding WIB) saya tiba di Terminal 1 Changi International Airport.
Banyak hal-hal menarik, bahkan sangat menarik dan edukatif yang dapat kita temui di Bandara Changi. Masing-masing terminal didesain dengan konsep ramah lingkungan dan tematik. Misalnya di Terminal 1 ada taman kaktus, taman Lily Pad, Social Tree, kreasi hujan kinetis, bahkan kolam renang. Semua dapat kita nikmati secara gratis, kecuali kolam renang dengan biaya tambahan.
Terminal 2 terdapat taman ajaib, taman anggrek, dek hiburan, taman bunga matahari, pameran keramik dan porselen Asia, serta zona Xperience.
Terminal 3 terdapat Aviation Gallery, taman kupu-kupu, kolam ikan Koi, Teater film, dan arena penguji adrenalin The Slide.
Untuk ulasan secara lengkap mengenai Terminal 1, 2, dan 3 Bandara Changi silahkan tunggu postingan saya selanjutnya.
Setelah puas keliling-keliling Bandara Changi (lebih tepatnya kecapekan, karena tidak sanggup mengelilingi semua area terminal) saya mencari tempat untuk istirahat/tidur karena penerbangan lanjutan ke Hongkong baru berangkat jam 09.45 besok paginya. Daripada harus mengeluarkan minimal 40 SGD untuk 6 jam pertama tidur di hotel transit, saya memilih untuk tidur di tempat yang telah disediakan pihak bandara, yang tentu saja gratis.
Ini ceritanya masih di hari yang sama sewaktu kita pulang dari acara reuni di pulau Tidung. Setelah sampai di dermaga Muara Angke Jakarta, saya ikut rombongan Sandy, sekalian mau tukar HKD dan CNY. Walaupun sudah agak turun (1 HKD = 1.550 IDR, 1 CNY = 1.955 IDR) tapi masih terasa menyebalkan dibanding Rupiah masih stabil tahun 2013 kemarin, dimana 1 HKD hanya berkisar 1.100-1.200 IDR dan 1 CNY sekitar 1500 IDR. Waktu itu kurs 1 USD menembus 12.000 IDR, bayangkan September 2013 nilai rupiah terhadap USD hanya sekitar Rp9.600
Usai menukar uang, kami menuju rumah Sandy sekalian mengantar Mikky dan istrinya pulang. Kami bertemu lagi di warung mie yang pemiliknya orang Medan, dekat rumah Mikky. Sebenarnya kami berniat berkumpul di Summarecon Mall Serpong, sebelum mereka mengantar saya dan istri ke Bandara Soekarno-Hatta. Tapi karena perjalanan yang cukup lama terjebak macet, kami memutuskan bertemu di A&W terminal 2D Soetta. saat itu istri saya ikut rombongan Gusli.
Tidak terasa jam sudah mendekati waktu saya untuk segera boarding ke pesawat ValueAir (anak perusahaan Jetstar) tujuan Singapura. Kamipun akhirnya berpisah di bandara, Hengki langsung dari bandara kembali ke Sukabumi via Bogor.
Penerbangan Jakarta-Singapura sekitar 1 jam 30 menit. Saat itu sekitar jam 19.50 waktu setempat (lebih cepat 1 jam dibanding WIB) saya tiba di Terminal 1 Changi International Airport.
Bandara Changi dibuka pada 29 Desember 1981. Pembangunannya bermula dari kepadatan di Bandara Paya Lebar yang merupakan bandara ke-tiga di Singapura setelah Bandara Kallang dan Bandara Seletar. Sebelumnya, ada pilihan perluasan bandara di Paya Lebar, namun ide tersebut tidak disetujui karena Paya Lebar terletak di daerah urban dan bisa meningkatkan kebisingan.
- Sejarah Changi International Airport
Pemilihan lokasi sekarang berdasarkan jika dibangun di ujung pulau, maka perluasan bisa dilakukan dengan reklamasi dan pesawat terbang pun akan terbang lewat laut sehingga mengurangi kebisingan.
Bandara ini mengalami perkembangan yang sangat menonjol. Pada tahun 2005, Bandara Changi Singapura dapat menampung 32,43 juta penumpang, yang naik sebesar 7% dari tahun sebelumnya. Ini membuatnya menjadi bandara tersibuk ke-26 di dunia dan ke-6 di Asia diukur dari kepadatan penumpang. Dana sebesar S$1,75 milyar telah dikeluarkan untuk pembangunan Terminal 3. Sedangkan dana sebesar S$240 juta sudah dikeluarkan untuk merenovasi Terminal 1 dan Terminal 2. (Sumber: Wikipedia)
Changi International Airport
Sedikit Penampakan Taman Ajaib di Terminal 2 |
Banyak hal-hal menarik, bahkan sangat menarik dan edukatif yang dapat kita temui di Bandara Changi. Masing-masing terminal didesain dengan konsep ramah lingkungan dan tematik. Misalnya di Terminal 1 ada taman kaktus, taman Lily Pad, Social Tree, kreasi hujan kinetis, bahkan kolam renang. Semua dapat kita nikmati secara gratis, kecuali kolam renang dengan biaya tambahan.
Terminal 2 terdapat taman ajaib, taman anggrek, dek hiburan, taman bunga matahari, pameran keramik dan porselen Asia, serta zona Xperience.
Terminal 3 terdapat Aviation Gallery, taman kupu-kupu, kolam ikan Koi, Teater film, dan arena penguji adrenalin The Slide.
Untuk ulasan secara lengkap mengenai Terminal 1, 2, dan 3 Bandara Changi silahkan tunggu postingan saya selanjutnya.
Setelah puas keliling-keliling Bandara Changi (lebih tepatnya kecapekan, karena tidak sanggup mengelilingi semua area terminal) saya mencari tempat untuk istirahat/tidur karena penerbangan lanjutan ke Hongkong baru berangkat jam 09.45 besok paginya. Daripada harus mengeluarkan minimal 40 SGD untuk 6 jam pertama tidur di hotel transit, saya memilih untuk tidur di tempat yang telah disediakan pihak bandara, yang tentu saja gratis.
Tempat istirahat ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang akan melanjutkan penerbangan saja, karena pada tengah malam ada polisi bandara yang akan membangunkan dan memeriksa tiket ataupun boarding pass penerbangan kita selanjutnya. Kalau kita tidak dapat menunjukkan tiket ataupun boarding pass kita selanjutnya, pasti disuruh untuk segera meninggalkan area bandara. Jadi kalau mau tidur di sini, siapkan tiket atau boarding pass biar nanti kalau diperiksa tidak kelabakan mencarinya.
Dari informasi yang saya dapat, katanya tempat tidur ini tersedia di semua terminal bandara Changi. Tapi setelah saya keliling terminal 1, saya tidak dapat menemukan area ini, walaupun di papan petunjuknya dengan jelas mengarahkan saya ke satu area. Saya hanya menemukan di Terminal 2 dan Terminal 3 saja.
Satu hal jangan sampai ketinggalan. Air mineral di Bandara Changi sangatlah mahal, 2 SGD per botol ukuran 600ml. Jadi saat imigrasi di Jakarta, bawalah tempat minuman kosong, karena proses imigrasi tidak memperbolehkan membawa cairan lebih dari 100ml per wadah, dan tidak boleh melebihi 1000ml per keseluruhan cairan ke dalam kabin pesawat terbang. Artinya boleh membawa maksimal 10 botol berisi cairan masing-masing tidak melebihi 100ml dan ditenteng dengan menggunakan plastik bening transparan yang tersegel.
Terlelap di fasilitas tidur gratis Bandara Changi |
Adapun di terminal 2, terletak di Level 2 (kayak Lantai 2) areal bernama Sanctuary persis di depan Gate E5. Sedangkan di terminal 3 namanya Snooze Lounge di Level 3 dekat Burger Kings.
Bandara Changi seperti layaknya mall-mall besar di Jakarta, berbagai toko dengan berbagai jenis produk tersedia di sini, dan bebas pajak, tidak akan pernah bosan untuk berjalan dan berjalan terus.
Bandara Changi seperti layaknya mall-mall besar di Jakarta, berbagai toko dengan berbagai jenis produk tersedia di sini, dan bebas pajak, tidak akan pernah bosan untuk berjalan dan berjalan terus.
Sanctuary, salah satu tempat tidur gratis di T2 Changi Airport |
Manfaatkan tempat tidur gratis di Snooze Lounge Terminal 3 |
Satu hal jangan sampai ketinggalan. Air mineral di Bandara Changi sangatlah mahal, 2 SGD per botol ukuran 600ml. Jadi saat imigrasi di Jakarta, bawalah tempat minuman kosong, karena proses imigrasi tidak memperbolehkan membawa cairan lebih dari 100ml per wadah, dan tidak boleh melebihi 1000ml per keseluruhan cairan ke dalam kabin pesawat terbang. Artinya boleh membawa maksimal 10 botol berisi cairan masing-masing tidak melebihi 100ml dan ditenteng dengan menggunakan plastik bening transparan yang tersegel.
Kita bisa menggunakan botol minuman untuk mengisi air minum di sini. Gratis.
Selanjutnya, silahkan cek postingan penerbangan saya ke Hong Kong
Ciaooo.....
Tips:
Untuk memperoleh voucher hotel 130.000 IDR, silahkan download aplikasi HQ di sini, kemudian masukkan kode YLIMP pada menu redeem voucher pada aplikasi yang sudah diunduh tadi. Kode YLIMP hanya bisa digunakan jika download aplikasinya melalui link yang saya tautkan tadi.
4 comments:
kalo sy ga punya boarding pass tiket keberangkatan selanjutnya apakah masih bisa tidur d bandara..?
Tentu saja bisa, tapi berdoa saja supaya tidak ada patroli polisi bandara. Karena saat patroli jika kita tidak bisa menunjukkan penerbangan lanjutan / boarding pass pasti kita disuruh segera meninggalkan area bandara. Gitu aja... Saya sendiri ketemu patroli sekali, dan yang lain ga ketemu.
Tautan postingan penerbangan ke hongkongnya kog berisi informasi bahwa blog telah dihapus, bisa minta link yang benar. Terima kasih.
Terima kasih atas koreksinya. Saya sudah mengedit kembali link yang benar, karena sebelumnya nama blog ini adalah onnay82.blogspot.com
Post a Comment