Rabu, 19 Februari 2014
Melewati imigrasi bukanlah proses yang sulit selagi dokumen yang diperlukan disiapkan dengan lengkap, tanpa ba-bi-bu petugas akan mengembalikan paspor dan mempersilahkan kita lewat.
Keluar dari imigrasi, ada tempat pengambilan bagasi. Kemudian ada 2 gerbang keluar;
Setelah menaiki Airport Express Link (dalam peta rute MTR berwarna hijau kebiruan atau kadang hijau tua), kita cukup memperhatikan tujuan kita, kemudian pindah ke line lain yang saling berhubungan.
Karena saya menginap di HK Jiang Xi Guest House daerah Mongkok, saya akan menjelaskan cara naik MTR dari airport ke Mongkok. Dari airport, naik MTR Airport Express tujuan stasiun Hong Kong, turun di stasiun MTR Tsing Yi dan ganti MTR Tung Chung Line arah Hong Kong, turun lagi di stasiun MTR Lai King dan ganti ke MTR Tsuen Wan Line tujuan Central. Setelah melewati Mei Foo, Lai Chi Kok, Cheung Sha Wan, Sham Shui Po, Prince Edward, sampailah saya di stasiun MTR Mongkok. Turun dan keluar dari exit D2 kita akan sampai di Argyle Street, guest house tempat saya akan menginap 2 malam.
Niat untuk mengunjungi museum pada hari ini terpaksa dibatalkan mengingat hari yang sudah mulai sore, padahal museum di Hong Kong gratis setiap hari rabu. Tidak apa-apa, karena masih ada rabu depan yang sudah saya rencanakan untuk mengunjungi beberapa museum di sana. Kunjungan ke museum dapat dibaca pada postingan saya selanjutnya.
Puas menikmati makan malam, setelah ngobrol dan minum teh sampai pukul 22:00, kamipun berfoto-foto kemudian pamit pulang ke penginapan. Khiu Amew bersikeras mengantar kami. Dari sana kami naik bus 42A rute Tsing Yi - Jordan, melewati Mongkok. Bus ini menerima octopus card yang telah kami beli sebelumnya di bandara. Tarifnya 6,8 HKD.
13:50 - 15:30
Masuk ke terminal 2 kedatangan, kami berjalan ke imigrasi untuk proses masuk ke Hongkong, sebelumnya kami mengisi formulir kedatangan dan keberangkatan, dimana nanti formulir bagian kedatangan tersebut akan di ambil oleh pihak imigrasi dan sisanya formulir keberangkatan diselipkan di paspor beserta visa gratis selama 30 hari yang berupa stiker kecil dan bukan stempel di paspor, yang digunakan saat akan meninggalkan Hongkong.
Sekilas Tentang Hong Kong International Airport
Melewati imigrasi bukanlah proses yang sulit selagi dokumen yang diperlukan disiapkan dengan lengkap, tanpa ba-bi-bu petugas akan mengembalikan paspor dan mempersilahkan kita lewat.
Nothing to declare |
Yang pertama berwarna hijau, di atasnya ada tulisan: Nothing to Declare. Artinya tidak ada barang-barang bawaan kita, baik bagasi kabin maupun bagasi terdaftar yang harus diperiksa karena tidak sesuai atau melebihi ketentuan bea cukai di sana.
Yang kedua gerbang warna merah bertuliskan: Goods to Declare. Artinya ada bagasi kita yang harus diperiksa karena melewati atau tidak sesuai dengan ketentuan bea cukai di sana.
Merasa bahwa saya tidak membawa barang-barang diluar ketentuan, maka saya keluar melewati gerbang warna hijau, yang tentu saja tetap harus melalui pemeriksaan mesin X dulu, untuk jaga-jaga kalau kita tidak jujur.
Keluar dari gerbang di atas, kita akan menjumpai stand tiket kereta cepat Hongkong yang bernama Mass Transit Railway (港鐵) atau disingkat MTR. Di sana ada petugas yang akan menawarkan kartu MTR seharga 150 HKD, di mana 50 HKD adalah deposit kartu, dan 100 HKD adalah saldo kartu yang bisa digunakan saat menaiki MTR, bus, ataupun transportasi publik tertentu, serta bisa digunakan untuk berbelanja disemua toko/outlet/mall/supermarket yang memiliki tanda khusus. Kartu ini bernama Octopus yang berarti gurita, sejenis binatang laut mirip sotong, tetapi lebih besar, yang sering dijumpai di tempat-tempat makan/restoran di sana.
Selanjutnya saya kemudian keluar untuk mencari stasiun MTR di bandara, yang terletak dekat pintu keluar terminal 2 bandara Chek Lap Kok. Tidaklah sulit menemukannya, tinggal mengikuti papan petunjuk di sekitar bandara.
Train Tickets Counter |
Octopus, Hong Kong MTR Card |
Selanjutnya saya kemudian keluar untuk mencari stasiun MTR di bandara, yang terletak dekat pintu keluar terminal 2 bandara Chek Lap Kok. Tidaklah sulit menemukannya, tinggal mengikuti papan petunjuk di sekitar bandara.
Setelah menaiki Airport Express Link (dalam peta rute MTR berwarna hijau kebiruan atau kadang hijau tua), kita cukup memperhatikan tujuan kita, kemudian pindah ke line lain yang saling berhubungan.
Rute MTR (kurang lengkap, karena masih ada beberapa jalur yang tidak tercantum) |
Karena saya menginap di HK Jiang Xi Guest House daerah Mongkok, saya akan menjelaskan cara naik MTR dari airport ke Mongkok. Dari airport, naik MTR Airport Express tujuan stasiun Hong Kong, turun di stasiun MTR Tsing Yi dan ganti MTR Tung Chung Line arah Hong Kong, turun lagi di stasiun MTR Lai King dan ganti ke MTR Tsuen Wan Line tujuan Central. Setelah melewati Mei Foo, Lai Chi Kok, Cheung Sha Wan, Sham Shui Po, Prince Edward, sampailah saya di stasiun MTR Mongkok. Turun dan keluar dari exit D2 kita akan sampai di Argyle Street, guest house tempat saya akan menginap 2 malam.
15:30 - 23:30
Setelah check-in kami lalu turun ke bawah untuk mencari makan. Dan lagi-lagi harga makanan di Hong Kong lumayan mahal dibandingkan di kampung saya, Bangka.
Satu porsi makanan untuk 1 orang dewasa sekitar 40-100 HKD sekali makan. Itu hanya di warung-warung di jalanan sekitar, kalau mau di restoran di mall-mall siapkan 2-3 kali lipat. Tapi jangan kuatir, jika ingin menghemat biaya makan, datang aja ke swalayan terdekat, tersedia paket lengkap nasi, sayur, lauk daging, sekitar 15-30 HKD. Di jamin kenyang. Atau mau yang lebih murah lagi, pergilah ke pasar tradisional, hanya dengan 10-20 HKD bisa beli roasted duck, maupun bebek goreng, ayam, daging B2 juga ada.
Foto makanan di Hong Kong
Niat untuk mengunjungi museum pada hari ini terpaksa dibatalkan mengingat hari yang sudah mulai sore, padahal museum di Hong Kong gratis setiap hari rabu. Tidak apa-apa, karena masih ada rabu depan yang sudah saya rencanakan untuk mengunjungi beberapa museum di sana. Kunjungan ke museum dapat dibaca pada postingan saya selanjutnya.
Sudah kenyang makan, saya menunggu kedatangan paman saya yang tinggal di Tsing Yi yang mau mengajak kami ke rumahnya di sana. Dengan menggunakan MTR kami berangkat ke stasiun MTR Tsing Yi. Dari sana dilanjutkan naik bus 248M, sampai lah kami di rumah Khiu-khiu di Cheung Wang Estate. Suhu udara saat itu sangatlah dingin, sekitar 7 derajat celcius memaksa kami mengenakan 2 lapis jaket, 2 lapis baju, 2 lapis kaos kaki, syal, dan sarung tangan.
Khiu-Khiu bersama istri dan anak laki-lakinya tinggal di lantai 15. Semacam flat yang disediakan pemerintah Hong Kong, dengan uang sewa sekitar 1000 HKD per bulan. Tempatnya tidak begitu luas, tapi cukup nyaman dengan 1 ruang keluarga, dapur, toilet, dan 2 kamar tidur. Mungkin kalau di Jakarta seperti rumah susun.
Foto di Mongkok
Khiu-Khiu bersama istri dan anak laki-lakinya tinggal di lantai 15. Semacam flat yang disediakan pemerintah Hong Kong, dengan uang sewa sekitar 1000 HKD per bulan. Tempatnya tidak begitu luas, tapi cukup nyaman dengan 1 ruang keluarga, dapur, toilet, dan 2 kamar tidur. Mungkin kalau di Jakarta seperti rumah susun.
Kita mampir di pasar tradisional dekat daerah sana, beli sayur dan juga daging bebek panggang, cukut, dan FungSauNyuk untuk makan malam. Khiu-Khiu jago masak juga, karena semua lauk pauk, beliau yang masak.
Dinner
Puas menikmati makan malam, setelah ngobrol dan minum teh sampai pukul 22:00, kamipun berfoto-foto kemudian pamit pulang ke penginapan. Khiu Amew bersikeras mengantar kami. Dari sana kami naik bus 42A rute Tsing Yi - Jordan, melewati Mongkok. Bus ini menerima octopus card yang telah kami beli sebelumnya di bandara. Tarifnya 6,8 HKD.
Bersama Khiume dan Khiu Amew |
Khiume, Khiu Amew, Diana |
Sampai di sana, kami jalan-jalan di Ladies Market yang terletak di Tung Choi Street, dekat Argyle Street, Mongkok tempat kami menginap. Kalau naik MTR, turun di stasiun Mongkok, keluar dari exit E2, berjalan menyusuri Nelson Street sekitar 2 blok, kita akan sampai di persimpangan Tung Choi Street. Harganya bervariasi, harus ditawar. Hanya saja pedagang di Ladies Market, lebih susah ditawar dibandingkan pedagang di Night Market di Temple Street daerah Yau Ma Tei.
Setelah capek keliling, hanya beli satu pasang sarung tangan seharga 35HKD (mahal!) kami pulang untuk beristirahat. Sampai jumpa besok untuk mengexplore daerah Tsuen Wan, daerah tempat tinggal Thai Khiu saya, Khiu-Khiu yang paling tua.
Ciaooooo...
No comments:
Post a Comment