Orang Israel Klaim Temukan Paku Salib Yesus


Selama hampir 2.000 tahun, penyaliban Yesus Kristus menjadi salah satu peristiwa paling menarik perhatian. Kisahnya terus diulang. Sementara, bagi sebagian orang, relik terkait peristiwa itu jadi buruan.


Seorang pembuat film keturunan Israel-Kanada, Simcha Jacobovici, mengklaim telah menemukan dua paku besi yang digunakan untuk menyalib Yesus. Dua paku berkarat sepanjang 2 inci itu dia temukan di sebuah makam berusia 2.000 tahun di Yerusalem.


Temuan itu berawal saat Jacobovici meriset data untuk serial "Secrets of Christianity". Ia adalah pembawa acara sekaligus produser acara itu. Sebuah data mengejutkan ditemukan: pada 1990, arkeolog Israel menggali makam kuno berusia 2.000 tahun. Di dalamnya terdapat dua buah paku yang dibuat oleh orang Romawi. Namun penemuan itu dirahasiakan.


Meski demikian, arkeolog Israel justru mempublikasikan dua ossuari atau peti batu berisi tulang-belulang dengan inskripsi bertuliskan 'Kayafas (Caiaphas) dan Joseph, putra Kayafas' di Museum Israel di Yerusalem.


Menurut Injil, Kayafas adalah ulama besar Yahudi yang menyerahkan Yesus ke tentara Romawi, yang berakhir ke penyaliban. Inilah yang jadi dasar argumen Jacobovici. "Ada konsensus umum yang mengatakan, makam di mana paku itu ditemukan adalah milik Kayafas. Kala itu ada lusinan paku yang ada, namun menemukannya di dalam makam adalah hal yang jarang terjadi," kata dia di Kota Lama, di mana Yesus menghabiskan hari-hari terakhirnya, seperti dimuat Huffington Post, Selasa, 12 April 2011.


Lalu bagaimana bisa mengaitkan paku di makan Kayafas dengan paku salib Yesus? Jacobovici menganalogikannya dengan Muhammad Ali.
Lho?


"Misalnya, 2.000 tahun mendatang, arkeolog menemukan makam Muhammad Ali, namun lupa menyebutkan ada sarung tinju yang ditemukan di sana. Tentu saja, sarung tinju adalah barang biasa, namun sarung tinju dalam makam pastinya punya arti buat sang petinju."


Jacobovici adalah juga pembawa acara serial "Naked Archaeologist" dan pernah berkolaborasi dengan sutradara, James Cameron membuat sebuah dokumenter kontroversial, "The Lost Tomb of Jesus" atau "Makam Yesus yang Hilang".


Dalam segmen "Nails of the Cross" atau "Paku Penyaliban" yang disiarkan 20 April 2011 di History Channel, Jacobovic mempersoalkan mengapa para peneliti menganggap paku-paku itu tak penting.


Padahal, "Kayafas dikenal hanya dalam satu peristiwa: pengadilan dan penyaliban Yesus," kata dia. "Sangat mungkin ia tertarik membawa paku-paku itu dalam kuburnya."


Jacobovici lantas mencoba menemukan lokasi makam Kayafas yang saat ini berada di bawah taman umum. Ia lalu menuruti firasatnya, menemui arkeolog forensik Universitas Tel Aviv, Israel Hershkovitz, yang juga ahli masalah penyaliban. "Saat bertanya padanya, apakah ia menyimpan paku yang ditemukan 20 tahun lalu, Hershkovitz langsung tahu apa yang saya maksud."


"Jika Anda melihat seluruh ceritanya, secara historis, tekstual, arkeologis, semua menunjukkan bahwa dua paku ini dipakai dalam penyaliban," kata dia seperti dimuat Daily Mail. "Ini argumen arkeologi terbaik yang pernah dibuat, paku salib Yesus ditemukan."


Meski Jacobovici mengklaim temuannya itu sebagai sebuah prestasi, klaimnya ditanggapi dingin para ilmuwan dan ahli, yang menuduhnya hanya mencari publikasi.


Otoritas Benda Antik Israel yang memantau penggalian di Yerusalem mengatakan, tak pernah ada pernyataan pasti bahwa makam yang dimaksud adalah lokasi peristirahatan Kayafas. Lagi pula, keberadaan paku dalam makam adalah hal biasa. "Tidak ada keraguan bahwa sutradara berbakat Simcha Jacobovici telah membuat sebuah film seputar temuan arkeologi, tapi interpretasinya tak didukung hasil temuan maupun penelitian."
Selain paku salib, relik lain yang juga diklaim telah ditemukan adalah mahkota penyaliban Yesus dan kain kafan Turin--yang diyakini membungkus jasad Yesus pasca disalib.

No comments:

Do the Best

"Perbuatan baik kadang membutuhkan konsekuensi yang cukup besar. Jika Anda memutuskan untuk melakukannya, jangan pernah sesali hal itu di kemudian hari."