Stephen Hawking: Surga Itu Dongeng


Stephen Hawking (AP Photo/Lawrence Jackson)
Pakar kosmologi Stephen Hawking kembali membagi pemikiran 'nyentrik'-nya mengenai kematian. Sebelumnya, pemikiran Stephen yang mengeliminasi peran Tuhan dalam penciptaan alam semesta, menuai kontroversi.

Dalam wawancara dengan Guardian, Hawking menilai kepercayaan manusia akan surga dan kehidupan setelah kematian alias akhirat hanyalah dongeng orang-orang yang takut kematian.

Dalam penolakannya akan kenyamanan agama, Hawking menambahkan tak ada apapun yang menunggu manusia saat otak 'berkedip' untuk terakhir kalinya.

Hawking didiagnosa menderita penyakit neurone motorik di usia 21 dan divonis takkan hidup lama. Alih-alih membuat hidupnya di bawah awan gelap, Hawking mengaku penyakit ini malah jadi momentumnya untuk menikmati hidup.
"Saya sudah hidup dengan prediksi segera mati selama 49 tahun. Saya tidak takut mati, tapi saya pun tidak akan terburu-buru mati. Masih banyak yang harus saya lakukan," katanya.

Lebih lanjut, Hawking menyatakan bahwa otak manusia itu seperti komputer yang berhenti bekerja ketika komponen-komponennya gagal. "Tidak ada itu surga dan kehidupan setelah mati bagi komputer rusak. Itu dongeng bagi manusia yang takut kegelapan," tambahnya.  

Buku teranyar Hawking, Grand Design, memicu kontroversial. Dalam buku ini Hawking menilai Tuhan tidak ikut campur dalam pembentukan alam semesta. Hal ini memicu reaksi, terutama dari kalangan agamawan, termasuk kepala rabi, Lord Sacks, yang menuduh Hawking telah melakukan kesalahan fundamental dalam logika.

Ahli fisika berusia 69 tahun itu sakit parah setelah tur ceramah di Amerika Serikat pada 2009. Dia sempat dilarikan ke rumah sakit Addenbrookes. Kini, dia kembali jadi Direktur Riset di Canbridge.

Dalam wawancara ini, Hawking lebih memilih menekankan potensi manusia di Bumi dengan memanfaatkan hidup sebaik-baiknya. Menjawab pertanyaan, bagaimana seharusnya kita hidup, Hawking menjawab simpel," kita harus mencari nilai terbesar dari tindakan kita."
Stephen Hawking (AP Photo)
Berikut petikan pernyataan Hawking menjawab beberapa pertanyaan seputar sains, hidup dan keindahan, seperti dikutip dari lamanGuardian.co.uk. 

Apa nilai yang bisa diambil dengan tahu "kenapa kita ada di sini?"
Alam semesta ini diatur oleh ilmu pengetahuan. Tapi, sains mengatakan bahwa kita tidak bisa memecahkan semua fenomena alam dengan persamaan. Kita perlu menggunakan teori seleksi alam (Charles) Darwin. Masyarakat mana yang bisa bertahan hidup lebih besar. Kita beri mereka nilai paling tinggi.

Anda mengatakan, tak perlu kita meminta Tuhan untuk 'membangun' jagad raya ini. Apakah eksistensi kita muncul karena keberuntungan?

Sains memprediksikan ada berbagai macam alam semesta yang akan tercipta dari ketiadaan. Ini adalah masalah kesempatan, di mana kita akan berada.

Jadi, kita sekarang ada di sini (Bumi). Apa yang seharusnya kita lakukan?
Kita harus mencari nilai terbesar dari setiap tindakan kita.

Anda memiliki catatan medis yang menakutkan, bahkan anda harus menghabiskan waktu di rumah sakit tahun 2009. Bagaimana jika terjadi, apakah anda takut kematian?
Saya hidup dengan prediksi segera mati selama 49 tahun terakhir. Saya tidak takut mati, tapi saya pun tidak ingin buru-buru mati. Masih banyak yang ingin saya lakukan. Saya menganggap otak sebagai komputer yang akan berhenti bekerja jika komponen-komponennya gagal. Surga atau kehidupan setelah kematian itu tidak ada bagi komputer yang rusak. Itu hanya dongeng bagi orang-orang yang takut kegelapan.

Apa yang paling indah dalam sains?

Sains sangat indah ketika dia bisa menjelaskan dengan simpel fenomena atau hubungan antara sejumlah observasi yang berbeda-beda. Contohnya: double helix di biologi dan persamaan dasar fisika.
Kalau menurut kalian, surga itu nyata atau dongeng?

1 comment:

unique news said...

Mereka itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya.Maka sia-sia amal mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari Kiamat.(QS Al Kahfi ayat 105)

Do the Best

"Perbuatan baik kadang membutuhkan konsekuensi yang cukup besar. Jika Anda memutuskan untuk melakukannya, jangan pernah sesali hal itu di kemudian hari."