Indahnya Kebersamaan di Pulau Tidung

Jumat, 7 Februari 2014
Hari yang berbahagia buat sahabat baik saya, Deddy Nasir Suwanto. Di hari itu Deddy melepas masa lajangnya dan menyunting Merry Sintia Dewi (yang juga sahabat baik istri saya, Diana) sebagai istrinya.
Congratulation Deddy & Merry, semoga Tuhan akan memimpin jalannya kehidupan mahligai rumah tangga kalian.
The Wedding's Deddy & Merry (Februari 07th 2014)
Di acara pemberkatan dan resepsi yang jatuh pada ngien cho pat (hari kedelapan bulan pertama penanggalan Imlek) itu, banyak sahabat-sahabat yang pulang. Sehingga suasana sangat ramai, di sana tercetus ide untuk mengadakan reuni dengan sahabat-sahabat sewaktu kecil dari SM Gepekris Belinyu di Kepulauan Seribu. Maka disepakatilah acaranya berlangsung tanggal 17-18 Februari 2014.


16 Februari 2014
Saya dan istri berangkat ke Jakarta dan dijemput oleh Gusli dan Fut Thin. Diajak keliling dan makan di sekitar Jakarta. Saya minta diturunkan di Mangga Dua Square, karena janji mau ketemu Ester, keponakan saya karena mau ambil koper 20" untuk keperluan ke Hongkong tanggal 18 Februari 2014.
Makan di Food Court Emporium Pluit
*Perhatikan babysitter di pojok kiri atas guys, bening banget ;p
Setelah dapat koper, saya janjian lagi sama Sandy untuk dijemput karena dia mau ke kondangan dan lewat sana. Bersama Sandy, sudah ada Hengki. Jadilah saya dipaksa menghadiri resepsi pernikahan.
Ternyata itu adalah resepsi pernikahan dari paman (Khiu-Khiu) dari Desi Natalia dan Tata Meilita. Hahahaha... Kenyataan yang kebetulan sekali.
Sepulangnya dari sana, janjian lagi sama Gusli, minta dijemput karena saya akan menginap di rumah Gusli di Pondok Hijau Golf daerah Tangerang. Sedangkan Hengki menginap di rumah Sandy. Terima kasih Brother SandyGusli. Tuhan memberkati :)

Senin, 17 Februari 2014

Pasang alarm pukul 05.00 rencana start ke Muara Angke pukul 05.45 malah telat 30 menit, sehingga kami hampir ketinggalan kapal ke Pulau Tidung akibat macet. Sampai di Muara Angke sudah ada Sandy beserta istri dan putri cantiknya, Mikky dan istrinya MinLiang, Ahiung, Hengki. Sedangkan rombongan kami 5 orang, Gusli, Ati, FutThin, saya dan istri. Kami langsung diajak guide yang telah kami kontak sebelumnya bernama Om Rambo ke dermaga Muara Angke, karena kapal akan segera bertolak ke Pulau Tidung.
Setelah kami naik kapal, kapalpun langsung berangkat, karena cuma menunggu rombongan kami saja. Hanya sayang sekali karena ALiau (Cainudin), Bong Kian Lip (Sumanto), Ching Xiung Se (Daud alias bos otak-otak Ase), Ruis Jarvis, Bola alias Deddy dan istrinya tidak ikut. Sebersit kekecewaan yang sangat disayangkan. Kiranya Tuhan memberikan kesempatan yang lain agar reuni yang akan datang personil kami lengkap. :)


Putri Sandy&Mehan, Jasmine sewaktu di kapal
Pemandangan dari kapal ke arah Jakarta

Setelah berlayar kurang lebih 3 jam, kapal berlabuh di dermaga selatan Pulau Tidung. Kamipun sudah ditunggu guide lain yang sudah disiapkan Om Rambo, dan kami diajak ke home stay yang terletak di dermaga utara Pulai Tidung. Luas Pulau tidung hanya 109 ha dengan penduduk sekitar 5.000 jiwa, dan tanpa ada  satupun mobil di sana, hanya ada sepeda kayuh dan sepeda motor.
Pulau Tidung adalah salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu SelatanKabupaten Kepulauan SeribuJakarta. Pulau tidung ini terbagi dua yaitu, Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Penggunaan wilayah di pulau ini berkembang ke arah wisata bahari seperti menyelam serta penelitian terhadap terumbu karang.
Pulau Tidung yang terdiri dari Tidung Besar dan Tidung Kecil yang dihubungkan oleh jembatan panjang yang dinamakan Jembatan Cinta oleh penduduk setempat ini terletak di Kepulauan Seribu Selatan bagian barat.
Sebagai salah satu tujuan favorit paket wisata, pulau tidung ini dapat ditemui perkampungan penduduk dan beberapa warung yang menyediakan makanan dan minuman ringan, selanjutnya jalan setapak yang panjang ini ini akan melewati fasilitas umum, seperti kantor polisi, sekolah setingkat SMU untuk para pelajar dari pulau sekeliling, kumpulan warung dan menuju ke jembatan cinta yang menghubungkan Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil yang tidak berpenduduk.
Di awal jembatan penghubung ini, akan ditemui jembatan yang cukup tinggi untuk melalui suatu cekungan laut yang agak dalam, dimana banyak anak kecil penduduk setempat memperagakan loncat indah dari jembatan sebagai sarana bermain mereka, cukup menghibur para wisatawan dan amat mengundang keinginan untuk bisa bergabung dengan mereka melakukan loncat indah di pantai biru tanpa ombak.
Di penghujung jembatan penghubung, menapaki pantai Pulau Tidung Kecil yang merupakan kawasan pengembangbiakan mangrove, masih tampil indah ditelusuri dengan bersepeda, melalui jalan setapak yang dipenuhi dengan ilalang dan pantai sepi yang pasirnya putih lembut, sangat indah pemandangannya. (Sumber: Wikipedia)
Setelah berisirahat sejenak dan menikmati makan siang yang telah disiapkan, sekitar jam 13.30 kami diajak snorkeling ke spot yang telah ditentukan dengan menggunakan kapal kecil di sana. Sungguh pemandangan bawah laut yang indah, dengan warna air yang sangat jernih kehijau-hijauan. Di sana banyak sekali jenis ikan laut yang berwarna-warni dan berbagai jenis terumbu karang.
Snorkling Time

Dilanjutkan ke jembatan cinta, di sana banyak wahana permainan air seperti Banana Boat, Donut Boat, Jetski, dan lain sebagainya dengan tambahan biaya.


Pemandangan Dermaga Utara dari depan home stay
Setelah itu kami diantar kembali ke home stay untuk mandi. Sambil menunggu giliran mandi, saya dan Sandy memilih bersepeda-ria mengelilingi Pulau Tidung, mengingat besok pagi kami akan kembali ke Jakarta, karena weekday hanya ada 1 kali keberangkatan kapal kembali ke Muara Angke, Jakarta, yaitu jam 07.30.
Tapi dengar kabar ada keberangkatan sore jam 15.30. Kami memilih yang pagi karena saya harus mengejar flight ke Hongkong pukul 17.05


Menunggu makan malam disiapkan, Hengki dan Mikky membeli 3 ekor ikan tenggiri seharga 40.000/kg untuk dipanggang. Ikan yang segar tentu sangat mempengaruhi rasanya. Dalam sekejap 1 ekor seberat 1,6kg yang dipanggang duluan lenyap dalam hitungan menit, walaupun masih panas. Itulah indahnya kebersamaan, semua terasa menakjubkan.
Tiga ekor tenggiri dan hidangan makan malam prasmanan membuat kami sebanyak 12 orang kekenyangan, sehingga acara BBQ yang disiapkan pihak travelpun tidak terasa menarik lagi. Kami memilih hanya memanggang cumi dan 2 ekor ikan saja, sisanya kami berikan ke guide yang menyiapkan semua keperluan kami.
Home Stay
Malam ini, saya dan istri, Sandy, Hengki menggowes sepeda lagi di sekitar pulau, dan berhenti menyaksikan sebentar acara dangdutan di lapangan hijau (nama lapangan bola di pulau Tidung, sama dengan nama lapangan bola di Belinyu-Bangka ya, hehe). Yang lain tidak mau ikut dan lebih memilih bersantai dan istirahat di home stay.Ada yang tidur, dan ada yang bermain kartu remi, Capsa Banting alias Bodlek. :)

Selasa, 18 Februari 2014
Pagi hari setelah sarapan nasi bungkus, kami bersiap check-out dan pulang kembali ke Jakarta. Sayang sekali pagi itu cuaca agak mendung dan sempat hujan sepanjang perjalanan kami dari home stay ke dermaga selatan Tidung untuk naik kapal ferry menuju ke Muara Angke Jakarta. Harga tiket Rp35.000 sekali jalan, tapi kami tidak perlu membayar lagi karena sudah membayar Rp260.000/orang ke pihak tour Om Rambo.
Begitulah perjalanan acara reuni kami di Pulau Tidung, semoga bisa berkumpul lagi di lain kesempatan. Sampai jumpa lagi sahabat-sahabat dan saudara seiman saya. Tuhan memberkati kalian semua.
Ciaoooo....


No comments:

Do the Best

"Perbuatan baik kadang membutuhkan konsekuensi yang cukup besar. Jika Anda memutuskan untuk melakukannya, jangan pernah sesali hal itu di kemudian hari."