Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama |
Hal itu disampaikannya menanggapi keluhan dari Asosiasi Rope Access Indonesia (ARAI) dan Asosiasi Pengusaha Klining Servis Indonesia (Apklindo) yang menuding Basuki tidak nasionalis karena lebih memilih perusahaan asing asal Jerman, Kaercher, sebagai pihak yang ditunjuk untuk membersihkan Tugu Monumen Nasional (Monas).
"Sekarang kan kalau melihat ukuran profesional, apa mereka pernah mengerjakan monumen nasional dunia? Itu saja," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (24/4/2014).
Basuki menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI telah membuat syarat-syarat bagi pihak yang berminat untuk membersihkan Monas. Syarat tersebut adalah tidak meminta bayaran (diberikan dalam bentuk corporate social responsibility) dan profesional.
Khusus untuk ukuran profesional, Basuki menilai bahwa Kaercher telah dapat membuktikannya karena pernah membersihkan sejumlah bangunan terkenal di berbagai belahan dunia.
"Profesionalnya ditunjukkan bukan hanya dari profesional panjat tebing, tetapi apakah mereka pernah mengerjakan monumen nasional dunia? Itu saja. Saya tidak mau ambil resiko kalau cumangaku-ngaku. Kalau cuma manjat, banyak yang bisa," ucap pria yang akrab disapa Ahok itu.
Seperti diberitakan, pembersihkan Monas akan dilakukan pada 5-18 Mei 2014. Pembersihan tersebut merupakan yang pertama sejak 1992. Menurut Basuki, pihaknya menggandeng Kaercher karena perusahaan tersebut telah membersihkan lebih dari 80 monumen terkenal di dunia, antara lain Basilika Santo Petrus di Vatikan (1998), Gunung Rushmore di Amerika Serikat (2005), dan London Eye di Inggris (2013).
Protes dari ARAI dan Apklindo
Menurut pihak ARAI dan Apklindo, mereka sebenarnya telah berkeinginan untuk membersihkan Monas sejak 2010 dalam bentuk CSR. Namun hingga Maret 2014, niat tersebut tak kunjung terealisasi lantaran birokrasi yang rumit di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sampai akhirnya, belum lama ini mereka baru mengetahui bahwa Pemprov DKI telah menunjuk Kaercher untuk membersihkan monumen yang dibangun pada 1961 itu.
"Pak Wagub begitu meng-anaktiri-kan kami, yang notabene adalah orang Indonesia yang punya keahlian rope access, bukan sekadar kumpulan pencinta alam yang bisa manjat doang," kata Sekretaris Aplindo Tommy Harjana melalui siaran persnya.
Sumber: Kompas
Penulis | : Alsadad Rudi |
Editor | : Ana Shofiana Syatiri |
No comments:
Post a Comment